Ini tentang romantisme, dan pilihan akan Islam yang toleran dan penuh kemanusiaan -- Kutunggu Kamu Di Cisadane
Kutunggu Kamu Di Cisadane, adalah salah satu judul dari puisi esai yang di tulis oleh Ahmad Gaus yang belakangan menjadi judul buku dalam antologi puisi esai, buku antologi ini adalah buku kedua yang mendampingi sebuah buku puisi esai karaya Denny JA yang saya ketahui. Denny JA mengutarakan bahwa Ahmad Gaus adalah seorang yang peka soal puisi dan tajam soal esai. Sehingga karyanya ini asik dibaca disamping keindahan bahasa juga tema-tema yang menghujam di dalam dunia konkrit.
Buku puisi ini adalah buku dari puisinya yang hadir setelah dua puluh tahun ia tidak menulis soal puisi. Karena menulis puisi merupakan catatan kelam masa lalu dalam karir menulisnnya. 1991 adalah puncak kebencian dia menulis soal puisi, alasannya sederhan karen pada masa itu ia sering menulis puisi namun puisi yang iya tulis tak pernah tembus untuk diterbitkan oleh media massa. Itu pilihan Gaus samapai akhirnya dia menemukan mazhab baru dalam melukiskan ide-idenya dalam bentuk puisi walaupun kali ini dalam wadah puisi esai.
Dia berhasil memadukan ide-idenya dengan pengalamannya dalam menuliskan tentang kasus yang sering terjadi di sekitar kita. Kutunggu Kamu Di Cisadane satu dari lima puisi esai yang dibuat oleh Gaus secara apik, dan menggugah pemahaman tentang Agama, dan Kemanusiaan.
Pertama puisi esai yang diberi judul "Bu Guru, Jangan Pergi!" puisi ini mengambil cita rasa pendidikan disebuah kampung di pegunungan Cermai yang mengkisahkan seorang gadis asal jakarta yang melakukan pratik mengajar di pedalaman dan akhirnya dia jatuh cinta dengan tempat itu walau harus meninggalkan tempat itu dan tak hidup di sana selamanya.
Kedua puisi esai yang lagi tak kalah menarik, berjudul "Sufi Jadi Menteri" saya memiliki asumsi bahwa puisi ini merupakan pengalam Gaus ketika ia menulis sebuah buku biografi Djohan Effendi mantan Mentri RI yang sangat sederhana, puisi itu pun menceritakan kisah yang sangat manis dari kesederhanaan pak Menteri Sufi.
Ketiga puisi esai yang sangat memberikan pelajaran tentang arti toleransi yang sesungguhnya, dalam puisi esai yang berjudul "Gereja Tua" di sana menceritakan hubungan baik antara kiai dengan pendeta. Bagaimana seorang kiai yang sangat sayang dengan umat agama lain dan membela hingga mengorbankan nyawa dan di musuhi para jemaahnya, karena kesalah pahaman.

Dan terakhir adalah puisi yang menjadi judul buku ini dan merupaka puisi esai kelima, berjudul "Kutunggu Kamu Di Cisadane" puisi esai ini menceritakan tentang romantisme kisah cinta beda etnis yang terjadi di zaman orba, yang saat itu terjadi benturan sangan keras yakni antara etnis cina dan pribumi. Sampai akhirnya cinta keduanya berakhir di sungai Cisadane.
Buku ini tentu layak di baca, membaca buku puisi akan meningkatkan gairah sastra apa lagi puisi yang ditulis ini memiliki citarasa berbeda dengan mazhab baru yakni mazhab puisi esai yang di gagas oleh Denny JA. Selamat Membaca !!!
Judul : Kutunggu Kamu Di Cisadane
Penulis : Ahmad Gaus
Penerbit : Komodo Books
Cetakan : Pertama, 2012
Tebal : 180 halaman
Gaus, Ahmad, Kutunggu Kamu Di Cisadane, Depok:Komodo Books,2012.
0 comments:
Post a Comment