Kumpulan Resensi dan Review Buku Terbaru 2014

Saturday, 11 January 2014

Resensi Buku Puisi Para Jendral Marah-Marah

"bernafas panjanglah walau gelap, bernafas panjanglah walau pengap, bernafas panjanglah kau, benafas panjanglah aku, bernafas panjanglah kalian, bernafas panjanglah semua" -- Bernafas Panjang

Wiji Thukul adalah seorang seniman perlawanan ingat dengan kata "Hanya Satu Kata LAWAN" itu sudah sangat menggambarkan dirinya yang merupakan pria yang cadel dan sering kali mengkritik para pejabat bahkan teman-temannya, misla ia pernah mengatakan ini "Ngapain kamu orang lain mendrita, kamu mewah sekali. Priyayi sekali kamu" Laki-laki cadel ini seringkali mengeluarkan kata-kata ajaib dari bibirnya. Lugas, sedrhana, membalut ide-ide yang sama sekali tidak sederhana. 

Buku kecil Para Jendral Marah-Marah melengkapi antologi puisi Thukul yang sudah terbit dan untuk memberi gambaran sekilas macam apa puisi penyair Solo itu. Buku ini dibagi dalam tiga bagian. Bagian pertama merupakan puisi Thukul yang dibikin selama pelarian. Manuskripnya berada di tangan Stanley Adi Prasetyo, mantan Wakil Ketua Komisi Nasional HAM. Puisi yang diberika Thukul saat sebelum ia melakukan pelarian berikutnya, dan masih dalam bentuk tulisan tangan dengan pensil di atas kertas putih sebanyak 13 halaman "wolak-walik" pada Agustus 1996.

Resensi Buku Puisi Para Jendral Marah-MarahBagian kedua adalah beberapa puisi Jawa karya Thukul yang pernah muncul dalam antologi puisi bersama Keliek Eswe dan Sugiarto B. Darmawan, "Antologi Puisi Jawa; Geguritan Iki Mung Pengin Kandha yang diterbitkan pada 1987 oleh Taman Budaya Jawa Tengah di Surakata. Puisi Thukul dalam bahasa Jawa seperti ini jarang tersiar, sehingga puisi ini layak di tampilkan dan dibaca dan untuk melihat bagaimana perkembangan kepenyairan Thukul.

Bagian terakhir adalah puisi-puisi yang dikumpulkan dari sahabat Thukul Jaap Erkelens, 1990-an. Pusis yang dibacakan Thukul di Teater Arena Taman Budaya Surakarta pada 8 Mei 1995. Manuskripnya ada pada Sekretariat Pusat Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat di bawah Partai Rakyat Demokratik. 

Antologi puisi ini memang sangat menggambarkan primordial Thukul sebagai rakyat sipil yang mendermakan hidupnya untuk kesejahteraan rakyat, semoga buku ini dapat kita nikmati semua ini.

Judul : Para Jendral Marah-marah
penulis : Wiji Thukul
Penerbit : Majalah Tempo
Cetakan : Pertama #EdisiKhusus
Tebal : 37 halaman

Penulisan Daftar Pustaka: Thukul, Wiji, Para Jendral Marah-Marah, Jakarta: Majalah Tempo, 2013.

Resensi Buku Puisi Para Jendral Marah-Marah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment