Kumpulan Resensi dan Review Buku Terbaru 2014

Thursday, 9 January 2014

Resensi Buku Anak Anak Revolusi

"Ini bukan romantisme, ini tentang harapan akan indonesia yang sejahtera" --Revolusi Itu Mawar Berduri

Budiman Sudjatmiko adalah pelajar. Bukan hanya karena laku pria kelahiran Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, itu penuh warna. Tapi juga karena dia merupakan bagian dari sejarah bangsa ini yang pantas dibaca. Karena itu, menulis tentang dia tentu bukanlah perkara mudah. Tapi, kita sangat beruntung karena Budiman akhirnya menulis sendiri. Lebih beruntung laji, karena pria 43 tahun tersebut menuliskannya dalam bentuk novel. Padat dan penuh isi, tapi ringan dibaca.

Budiman pun benar-benar tampil utuh. Bahkan, dia "telanjang" dalam buku ini. Baik sosok, bacaan, pemikiran, maupun aktivitasnya. Begitu pula cintanya.  Dengan cekatan, Budiman membuka tulisannya dengan asal-usul pilihannya untuk hidup bukan sekedar untuk dirinya sendiri. Sebab, semua agenda progresif memiliki asal-usul. Asal-usul Budiman bermula dari kemiskinan yang mencekik orang-orang di sekitar tanah kelahirannya., Mbah Dimin, yang harus mengakhiri hidupnya dengan gantung diri lantaran terbelit hutang.

Peristiwa itu dilihat Budiman ketika berusia 5 tahun. Budiman memang tak terjebak dalam kemiskinan. Keluarganya hidup berkecukupan. Tapi, dia berada di kubangan itu. Sebuah realitas yang tentu tak nyaman dipandang atau dirasakan. Padahal, tanah yang dia pijak merupakan tanah yang semestinya memberikan kesejahteraan. Sebab, tanahnya subur seperti hamparan tanah-tanah lain di negeri ini.

Beragam pertanyaan pun mengusik. Pertanyaan-pertanyaan  tersebut pun terus mencari jawaban hingga budiman dewasa. Dia lalu memutuskan untuk melawan sebagai jawaban. Sebab, di balik "kenyamanan" yang ditawarkan penguasa orde baru, rupanya terselip berbagai ketidakadilan dan penindasan.

Budiman memang terhindar dari pembunuhan dan pembuangan. Tapi, tidak bisa mengelak dari penangkapan aparat. Bahkan ketika masih duduk di bangku SMA. Tapi, toh Budiman tidak pernah gentar. Bersama rekan-rekannya dia kobarkan semangat perlawanan kepada banyak mahasiswa, pemuda, dan rakyat jelata. Bergandengan dengan kawan-kawan dia sadarkan orang-orang bahwa kekuasaan yang dzalim bukan sekadar diingatkan, tapi ditampar dan digulingkan. 

Bersama rekan-rekannya pula dia lahirkan bayi revolusi bernama Partai Rakyat Demokratik (PRD). Bayi yang kelak menjadi penyemangat untuk terus mengobarkan perlawanan. Dengan terbata-bata semua perlawanan tersebut dia susun. Tapi, Budiman kemudian tampil sebagai sosok sentral dan pemenang dalam perlawanan itu.

Semua langkah itu pun dirangkum secara mengharukan oleh Budiman dalam Anak-Anak Revolusi ini, bahwa Budiman tak sekadar menulis perjalanannya semata. Tapi, hal tersebut dia padukan dengan pemikirannya. Dia memadukan dengan wawasan-wawasannya. Karena itu seperti kata Hanung Bramantyo di sampul belakang buku, Anak-Anak Revolusi yang ditulis Budimanpun sangat hidup dan bernyawa.

Resensi Buku Anak Anak RevolusiBudiman harus mengorganisasi dan menggerakkan rakyat yang diserobot tentara di Cilacap, Nagwi, dan Situbondo. Budiman juga memipin aksi buruh di Surabaya. Aksi-aksi yang tentu tak mudah dijalankan pada masa orde baru yang represif. Melalui Anak-Anak Revolusi  ini pula Budiman menjawab stigma PKI yang 
selalu diletakkan penguasa orde baru kepada dirinya. Stigma yang bisa dengan mudah berujung pada pembunuhan.

Tapi revolusi adalah mawar yang berduri. Karena itu, di dalamnya tak melulu ada kekerasan, kekejaman, dan ketegangan. Namun juga selalu ada sisi romantis dari revolusi yang tak ubahnya keindahan serta harum mawar.

Seperti itu pula perjuangan Budiman Dia tak hanya melewati berbagai pergulatan pemikiran dan kelana pengorganisasian masa. Budiman tak terus melewati episode pemburuan oleh tentara dan penangkapan. Budiman juga menemukan cintanya. Tentu bukan sekadar cinta platonis seperti masa SD-nya.

Tak perlu mencari dan meraih, tapi cinta itu hadir sendiri kehadapan Budiman. Bahkan datangnya pada saat yang sangat tepat. Cinta itu hadir kala Budiman harus menghadapi vonis 13 tahun penjara karena dianggap melakukan tindakan subversif. Raga Budiman memang dipenjara, tapi tidak hatinya, Romantis bukan?

Tapi, Anak-Anak Revolusi jelas bukan tentang romantisme penulisnya. Ini tentang harapan Indonesia untuk menuju kesejahteraan. Tentang negara yang berjalan tanpa kendali negeri atas angin. Harapan yang tentu saja belum sepenuhnya terwujud. Sebab, rakyat masih terpinggirkan dan korupsi masih terus bertambah telanjang. Anak-Anak Revolusi ini adalah alaram pengingat bahwa revolusi itu belum selesai.

Miftakhul F.S

Judul           : Anak-Anak Revolusi
Penulis        : Budiman Sudjatmiko
Penerbit      : Gramedia
Cetakan     : Kedua 2013
Tebal          : 473 halaman

Penulisan Daftar Pustaka : Sudjatmiko, Budiman, Anak-Anak Revolusi, Jakarta: Penerbit Gramedia, 2013.

Resensi Buku Anak Anak Revolusi Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 comments:

Post a Comment