"Islam
dan nasionalisme" itu tema lama. Jadi rame setelah @felixsiauw HTI bilang
bahwa membela nasionalisme itu tidak ada dalilnya. Betulkah membela
nasionalisme tidak ada dalilnya? @felixsiauw perlu membaca fatwa Rasyid Rida di
mjlh Al Manar, edisi thn 1927, Al Manar itu majalah yg menyuarakan pembaharuan
islam awal abad Pengaruhnya luas di dunia Islam, juga Indonesia. Di Indonesia
Al Manar banyak dibaca para pendiri Muhammadiyah. Seingatku di film "Sang
Pencerah" ada adegan KH. A Dahlan baca Al Manar.

Pertanyaan
terakhir untuk Rida: “guru anda, Muhammad Abduh, dianggap sebagai bapak
nasionalisme Mesir, lantaran. Sa'd Zaghlul dan tokoh-tokoh nasionalis Mesir
sering berkumpul di rumah Abduh. Bagaimana sikap Rida, murid & biografer
Abduh tentang itu? Mendapat pertanyaan-pertanyaan dari ulama Indonesia (tak disebut
namanya), Syaikh Rasyid Rida menjawab seperti berikut. Rida: Ashabiyah dari
kata "isba", kaum di mana seseorang tumbuh dan berkelompok, yg
melindungi & membelanya, apapun alasannya. Bagi Rida, Islam melarang
ta'ashub (fanatisme kelompok) ketika mereka menjadi penindas terhadap
individu/kelompok lain. Bagi Rida, ashabiyah yang dilarang Nabi adalah ta'ashub
tersebut: membela kelompoknya sendiri yang melakukan penindasan. Bagi Rida,
ketika satu kelompok ditindas atau diserang kelompok lain, maka mereka wajib
membela diri (jihad). dan itu bukan ashabiyah. Rida: ashabiyah yang dilarang
itu fanatisme kelompok untuk menyerang/menindas pihak lain, seperti ashabiyah
kaum Aus dan Khazraj.
Itulah
jawaban Rida terhadap pertanyaan tentang ashabiyah. Bagaimana dengan nasionalisme?
Rida bilang begini. Kata Rida (terjemahan verbatim dari bhs Arab): " ide tentang
nasion itu tak lain adalah persatuan penduduk suatu tanah air tertentu mungkin
mereka saling berbeda agama, yang bekerjasama mempertahankan kemerdekaan negeri,
dan memajukan kemakmuran bersama ide semacam itu yang muncul di Mesir dan
Indonesia. Menurut Islam, adalah tugas umat muslim untuk membela siapapun baik
muslim atau nonmuslim yang hidup dlm wilayahnya, dan memperlakukan nonmuslim
secara adil.
Rida
lantas bertanya secara retorik: "bagaimana bisa Islam (kok diangap)
melarang kerjsama muslim-nonmuslim dalam membela negerinya? Rida: bgmn mungkin
Islam (kok dianggap) melarang kerjasama muslim-nonmuslim untuk memajukan
kemakmuran bersama? Rida: Khalifah Umar bahkan memberi kesempatan nonmuslim untuk
bereprang bersama melawan agresor, dan nonmuslim tersebut bebas jizyah. Setelah
menjelaskan absahnya nasionalisme menurut Islam, Rida menyerukan kaum muda
muslim untuk jadi teladan bagi warga lain, apapun agamanya menjadi teladan dalam hal kerjasama dengan
seluruh warga dalam usaha-usaha untuk memajukan bangsa.
Di
bagian akhir fatwanya, Rida: membela nasionalisme bisa bareng dengan ukhuwah
islamiyah. kemajuan bangsa sebagai sarana kemajuan umat. Jadi bagi Rida,
nasionalisme adalah kejasama seluruh warga negara untuk pertahankan
kemeredekaan, membangun kesejahteraan bersama. Kerjasama seperti itu bukan hanya boleh menurut Islam, tapi
justru sangat dianjurkan. Ingatlah pada Hilful Fudul, nasionalisme tak lain adalah
hilful fudul modern. Simak tulisan saya sebelumnya tentang ini:
http://t.co/GpcetUGG1B Selain mengacu ke Rashid Rida, simak juga tulisan tentang "Faham Kebangsaan NU": http://tinyurl.com/k6wt8cy Sekian review saya tentang "Islam dan Nasionalisme." Wallahu a'lam bi
al-shawab.
Akhmad Sahal
0 comments:
Post a Comment